Kamis, 01 November 2012

0 Lanjutan dari postingan sebelumnya

Apa sih HIV dan AIDS?

 HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Merupakan virus penyebab AIDS yang melemahka sistem kekebalan tubuh. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah diserang berbagai penyakit yang bisa mengancam hidupnya Perjalanan Infeksi HIV HIV menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, jarum suntik bekas pakai, jarum suntik yang tidak steril, melakukan hubungan seks berganti – ganti pasangan, atau proses penularan dari ibu ke bayi melalui proses : hamil, melahirkan, dan menyusui. Setelah masuk dan menginfeksi manusia selama 2 minggu sampai 6 bulan ( 3 bulan pada 95% kasus) merupakan masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibody (penangkal penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIV Positif. Pada fase ini HIV sudah dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil tes masih negatif. Fase ini disebut fase jendela. Setelah melalaui fase jendela. Selama 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV, Seseorang yang telah mengidap HIV Positif tidak akanmenampakkan gejala, tampak sehat, dan dapat beraktifitas seperti biasa. Baru setelah 1- 2 tahun kemudian mulai timbul infeksi opportunistik ( penyakit lain yang muncul karena sistem kekebalan tubuh menurun). Obat ARV ( Anti Retro Viral ) yang diminum pada fase ini dapat menekan pertumbuhan HIV. Akan tetapi obat ini tidak dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh. HIV tidak menular melalui
 1. Gigitan nyamuk atau serangga lain
 2. Keringat, Sentuhan, Pelukan, ataupun Ciuman
 3. Berenang bersama
 4. Terpapar batuk atau bersin
 5. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama
 6. Memakai toilet bergantian Mengetahui status HIV Status HIV hanya dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV Sukarela
      •Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium disertai konseling pre dan pasca testing HIV
      •Konseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa paksaan, rahasia, tidak membeda-bedakan serta terjamin kualitasnya
     •Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela : - Mendapat informasi, pelayanan, dan perawatan sesuai kebutuhan masing-masing sedini mungkin - Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman dari penularan HIV Sudah adakah obat untuk HIV? _ Obat ARV (Anti Retro Viral) dapat mengendalikan pertumbuhan jumlah HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk memperpanjang usia hidup ODHA ( Orang dengan HIV dan AIDS) _ Obat ARV tidak dapat menyembuhkan Odha karena tidak bisa menghilangkan HIV dalam tubuh _ Odha harus minum obat ARV secara rutin pada jam tertentu setiap hari dan seumur hidup _ Sejak tahun 2007 terdapat 75 rumah sakit rujukan bagi Odha dis eluruh Indonesia yang menyediakan obat ARV \


 4. REMAJA DAN PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS DAN NARKOBA

      Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun Definisi dan Macam – Macam Narkoba Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi ) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
      •Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
      •Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang- Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
      •Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: Alkohol. Apakah Alkohol itu? Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum. Dari beberapa penelitian alkohol dapat menyebabkan : _ Kecelakaan lalu lintas _ Luka bakar _ Kasus penganiayaan anak _ Bunuh diri _ Kecelakaan kerja Di Indonesia penjualan minuman beralkohol di batasi dan yang boleh membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun Beberapa etnik di Indonesia menggunakan minuman beralkohol pada acara tertentu dalam jumlah yang sedikit. Mereka juga memproduksi minuman beralkohol dengan nama yang bermacam ragam misalnya : tuak, minuman cap tikus, ciu dll Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental) Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu :
 _ Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
 _ Usia, berat badan, dan jenis kelamin
 _ Makanan yang ada di dalam lambung
_ Pengalaman seseorang minum
 – minuman beralkohol
 _ Situasi dimana orang minum
 – minuman beralkohol Pengaruh jangka pendek Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya.
    Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.\ Resiko intoksikasi (”mabuk”) Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah ”mabuk”, ”teler” sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangny produktifitas kerja (misalnya ”teler, kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal. 70 % dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40 % kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol Pengaruh Jangka Panjang Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat menyebabkan :
 _ Kerusakan jantung
 _ Tekanan Darah Tinggi
 _ Stroke _ Kerusakan hati
 _ Kanker saluran pencernaan
 _ Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
 _ Impotensi dan berkurangnya kesuburan
 _ Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
 _ Kesulitan tidur
 _ Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
 _ Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga

    berdampak terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan masalah hukum Pengaruh alkohol pada perilaku Konsentrasi alkohol dalam darah Pengaruh yang ditimbulkan Perasaan segar (well – being) Sampai dengan 0.50 g%
•Banyak bicara •Santai
•Lebih percaya diri Risiko rendah 0.05 – 0.08 g %
•Banyak bicara
•Bertindak dan lebih merasa percaya diri
•Berkurangnya kemampuan untuk berfikir dan bergerak
•Berkurangnya rasa malu Risiko sedang 0.08 – 0.15 g %
•Bicara cadel
•Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh
•Refleks menjadi lambat
•Penglihatan kabur
•Emosi yang labil
•Mual, muntah - muntah Risiko tinggi 0.15 – 0.30 g %
•Tidak dapat berjalan tanpa bantuan
•Apatis, mengantuk
•Kesulitan bernafas
•Tidak dapat mengingat beberapa kejadian
•Tidak dapat mengendalikan buang air kecil
•Kemungkinan kehilangan kesadaran
•Koma
•Kematian
     Kematian > 0.3 g % Toleransi dan Ketergantungan Pengguna alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan adalah keadaan dimana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Gejala Putus Alkohol Seseorang yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap alkohol akan mengalami gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala biasanya terjadi mulai 6 – 24 jam setelah minum yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah :
•Gemetar
 •Mual
•Cemas
•Depresi
•Berkeringat yang banyak
•Nyeri kepala
•Sulit tidur (berlangsung beberapa minggu)
      Gejala putus alkohol sangat berbahaya. Orang yang minum lebih dari 8 standar minum perhari dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter (sebelum memutuskan untuk berhenti minum) untuk mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja. Penyalahgunaan Narkoba Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba – coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll – maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1) coba-coba;
2) senang-senang;
3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu;
4) penyalahgunaan;
5) ketergantungan.
      Dampak Penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

      1. Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.  Over dosis bisa menyebabkan kematian

    2. Dampak Psikis: 
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

      3. Dampak Sosiai:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat.

      Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll. Bahaya Narkoba Bagi Remaja Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.

     Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.


      5. MENANGANI MASALAH YANG TERJADI PADA REMAJA

      Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :

      Peran Orangtua :
•Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
•Membekali anak dengan dasar moral dan agama
•Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
•Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
•Menjai tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat •Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
•Hindarkan anak dari NAPZA

      Peran Guru :
•Bersahabat dengan siswa
•Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
•Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
•Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
•Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
•Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
•Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
•Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
•Mewaspadai adanya provokator
•Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
•Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
•Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA 

      Peran Pemerintah dan masyarakat :
•Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
•Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain •Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
•Memberikan keteladanan
•Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
•Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan Peran Media :
•Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
•Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
•Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja


6. REMAJA DAN PERILAKU HIDUP SEHAT 

     Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja:
1. Mengerti tujuan hidup
2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya.
3. Bergaul dengan bijaksana
4. Terus menerus memperbaiki diri Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat.
     Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fisik 35%
2. Intelektual 20%
3. Emosional 30%
4. Spiritual 15% Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama besar.
      Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina? Kadangkadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:
1. Otoriter ------- demokratis
2. Tertutup ------- terbuka
3. Formal ------- informal
      Semua tersebut di atas dalam keadaan "dalam perjalanan menuju" Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa. "Dalam perjalanan menuju" ini yang menonjol adalah:
1. Fisik yang kuat
2. Emosi yang cepat tersinggung
3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang
4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang-kadang saja dipakai Dan "Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja adalah bagaimana remaja dapat berproses :
1. Menuju fisik yang ideal
2. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh
3. Menuju cara berfikir dewasa
 4. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama











DAFTAR PUSTAKA 
  • Atkinson (1999).Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). 
  • Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa.
  • Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002. Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti.Jakarta: Erlangga. Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition.California : Addison-Wesley Publishing Company. Mappiare, A. (1992).\
  •  Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Stuart & Sundeen (1998).
  • Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia: The C V Mosby. Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Kaplan dan Sadock.1997.
  • Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara. BKKBN. 2001. 
  • Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN Dep. Kesehatan RI. 1997. AIDS di Tempat Kerja. Jakarta UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

0 komentar:

Posting Komentar